Sabtu, 20 November 2010

Baterai Kentang


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tanaman darat yang mengandung karbohidrat adalah kentang, Berdasarkan pengalaman empiris bahwa kentang dapat menghasilkan getah, bila kita lakukan pengamatan terhadap getah kentang, maka akan menimbulkan  beberapa pertanyaan di fikiran peneliti. Selain itu kentang sangat mudah di jumpai di pasaran dengan harga yang cukup terjangkau, terkadang kentang yang dianggap tidak laku lagi oleh para pedagang. Mereka hanya bisa membuang kentang tersebut, padahal tanpa mereka sadari bahwa kentang tersebut masih memiliki manfaat. Kebanyakan kentang  digunakan oleh masyarakat hanya sebagai makanan yang memiliki kandungan karbohidrat. Banyak orang yang tidak memperhatikan kentang sebegitu detail. Berdasarkan pengalaman empiris itulah peneliti tertarik untuk meneliti objek ini. Selain itu  berdasarkan pengalaman teoritis bahwa kentang dapat menjadi pengganti elektrolit. Apabila di hubungkan dengan elektroda dapat menghasilkan listrik.
Menurut www.miniscience.com (2010)
Baterai membangkitkan listrik dari sebuah reaksi kimia diantara dua elektroda dan satu elektrolit. Kita bisa gunakan tembaga dan seng sebagai elektroda dan asam sulfur sebagai elektrolit yang menjadi metode untuk membuktikan proses ini. Apakah ada cairan lain sebagai pengganti elektrolit tersebut??? Alam telah menyediakan banyak baterai alami. Kita bisa menggunakan tanah, air, sayuran, atau buah-buahan. Sekarang kita akan mengganti larutan elektrolit tersebut dengan kentang. Apakah bisa??? Kentang banyak mengandung bahan-kimia larut air yang boleh menjadi penyebab reaksi bahan kimia dengan salah satu atau kedua-duanya dari elektroda.
     
Dan faktor teoritis juga memperkuat keinginan peneliti untuk meneliti kentang. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin membuat suatu karya ilmiah yang berjudul baterai kentang .



1.2 Rumusan Masalah
Objek penelitian kali ini adalah kentang. kentang merupakan bahan pangan jenis karbohidrat. Di eropa kentang sebagai makanan pokok. Hal yang diteliti dari kentang ini adalah bahan kimia yang dikandung oleh kentang sehingga dapat menjadi elektrolit yang apabila bereaksi dengan salah satu atau kedua-duanya dari elektroda dapat menghasilkan listrik yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan seputar kandungan kentang, yang selaama ini tidak terfikirkan oleh orang banyak.
Sebelumnya, terlabih dahulu kita harus mengetahui tentang elektroda dan elektrolit.
Elektroda dalam sel elektrokimia dapat disebut sebagai anoda atau katoda, kata-kata yang juga diciptakan oleh Faraday. Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron datang dari sel elektrokimia dan oksidasi terjadi, dan katoda didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron memasuki sel elektrokimia dan reduksi terjadi. Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari tegangan listrik yang diberikan ke sel elektrokimia tersebut. Elektroda bipolar adalah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel elektrokimia dan katoda bagi sel elektrokimia lainnya.

Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan garam kuat. Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm bentuk larutan dan lelehan. atau bentuk liquid dan aqueous. sedangkan dalam bentuk solid atau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit.
Oleh karena itu, apabila elektrolit dapat dihasilkan dari yang bersifat basa maka kentang dapat digunakan sebagai elektrolit, kare telah diketahui bahwa kentang bersifat basa. Sedangkan untuk elektroda bisa menggunakan seng dan tembaga karena seng dan tembaga merupakan penghantrar arus listrik yang baik.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka tumbuhlah beberapa pertanyaan difikiran peneliti. Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
     1. Apakah kentang dapat menghasilkan arus listrik?
     2. Apakah kentang dapat diolah menjadi baterai?


1.3. Tujuan Penelitian
     1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara mengolah kentang sehingga dapat menghasilkan arus listrik
     1.4.2 Tujuan khusus
1.untuk mengetahui kandungan kentang
2.untuk mengetahui proses pengolahan kentang.
                       
           
1.4. Manfaat Penelitian
     1.5.1 Agar dapat menambah wawasan peniliti  dan masyarakat mengenai kentang.
     1.5.2 Agar dapat memanfaatkan kentang seefisien mungkin.
     1.5.3  Agar dapat meningkatkan ekonomis masyarakat.       


BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1  Kajian Teori
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah salah satu sumber utama karbohidrat, yang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa. Tanaman kentang asalnya dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan oleh penduduk di sana sejak ribuan tahun silam. Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk.
Menurut pendapat http://id.wikipedia.org/wiki/Kentang (2010),
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku   Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula. Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan.Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan tanaman ini pada abad XVI. Dengan cepat menu baru ini tersebar di seluruh bagian Eropa. Dalam sejarah migrasi orang Eropa ke Amerika, tanaman ini pernah menjadi pemicu utama perpindahan bangsa Irlandia ke Amerika pada abad ke-19, di kala terjadi wabah penyakit umbi di daratan Irlandia yang diakibatkan oleh jenis jamur yang disebut ergot. Tanaman kentang asalnya dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan oleh penduduk di sana sejak ribuan tahun silam. Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi.Bunga sempurna dan tersusun majemuk. Ukuran cukup besar, dengan diameter sekitar 3cm. Warnanya berkisar dari uDi pasaran, kentang dipisah-pisahkan menurut ukurannya dan dinamakan kualitas A, B, C, dan D. Kualitas A adalah yang terbaik. Penyebutan 'kentang kualitas AB' berarti campuran dari kualitas A dan B.ungu hingga putih.  

Menurut pendapat www.wisegeek.com (2010),

kentang (Solanum tuberosum L.) adalah zat tepung yang dapat dimakan umbi asli Amerika Selatan dan dibudidayakan di seluruh dunia.. Kentang telah dijinakkan selama lebih dari 10.000 tahun, dan lebih dari seribu varietas diketahui, walaupun hanya sebagian kecil dari jumlah ini dibudidayakan secara komersial.. Kentang  memainkan peran penting dalam budaya dan sejarah banyak negara Amerika Selatan, dan diadopsi ke dalam masakan Eropa dan budaya ketika mereka diperkenalkan di tahun 1600-an.

Dalam,kehidupansehari-hari kentang hanya bermanfaat sebagai makanan yang kaya karbohidrat. Bermacam –macam manfaat kentang dalam kehidupan sehari-hari.

            Menurut pendapat Enche Tjin (blog:enche tjin:2010),

kentang memiliki manfaat yang sangat banyak, hal ini dimungkinkan berkat kandungan yang ada di dalamnya. Misalnya saja mineral kalsium yang tinggi sehingga bermanfaat untuk memelihara kesehatan tulang dan gigi.
Kandungan air per 100 gram kentang ialah 82 gram, dengan nilai protein sebanyak 2 gram, kälori sebanyak 70 kkal, dan karbohidrat sebanyak 19 gram. Selain kandungan-kandungan tersebut, kentang juga memiliki kandungan lain seperti zat besi dan riboflavin yang penting bagi tubuh.
Demikian pula dengan vitamin yang ada pada kentang. Sebut saja vitamin C yang notabene mengandung antioksidan yang ampuh untuk mengusir radikal bebas dalam tubuh.

Menurut  Medical Review Board (about.com;2010)

Kentang mengandung kalium lebih banyak dibandingkan sayuran segar lainnya dalam menghasilkan departemen - bahkan lebih dari pisang. Satu kentang memiliki hampir 900 miligram, yang merupakan sekitar 20% dari apa yang Anda butuhkan setiap hari. Kalium adalah penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh. Ini juga penting untuk fungsi saraf dan kontraksi otot normal - termasuk otot jantung. Kalium juga merupakan elektrolit yang membantu menyeimbangkan cairan dalam tubuh Anda, yang penting bagi tekanan darah sehat.

Begitulah manfaat kentang, yang sangat sering dijumpai  dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. banyak manfaat kentang yang lain dan kandungannya. sedangkan kandungan kentang yang tidak semua orang mengetahui bahwa kentang mengandung campuran pati,garam dan air.sebuah garam seperti garam meja. Seperti pendapat  Eric Maass (Manajer Operasional, semikonduktor / produk komunikasi:2010) bahwa Kentang itu sendiri memiliki campuran pati dan garam dan sedikit air. Sebuah garam, seperti garam meja, di rilis ion air.Ion adalah atom yang memiliki muatan listrik.Tabel garam rilis ion bermuatan listrik dua - ion natrium dengan muatan positif, dan klorin ion dengan muatan negatif.”

Jadi,kentang bisa menghasilkan arus listrik dan dapat menghidupkan sebuah lampu LED. Apakah kentang yang apabila di hubungkan dengan elektroda(tembaga dan seng) yang akan menghasilkan arus listrik dapat disebut baterai?

Baterai merupakan zat kimiawi yang didalamnya terdapat komponen batang karbon sebagai anoda, seng (zn) sebagai katoda dan pasta sebagai elektrolit. Diakibatkan oleh komponen tersebut maka terbentuklah baterai. Pendapat ini diperkuat dengan pendapat http://id.wikipedia.org/wiki/Baterai, sebagai berikut.

Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:

        1. batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai)
        2. seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai)
        3. pasta sebagai elektrolit (penghantar)

Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan listrik 1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang dinamakan rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang biasa terdapat pada telepon genggam. Baterai sekali pakai disebut juga dengan baterai primer, sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai sekunder.Baik baterai primer maupun baterai sekunder, kedua-duanya bersifat merubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai primer hanya bisa dipakai sekali, karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa dibalik (irreversible reaction). Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang karena reaksi kimianya bersifat bisa dibalik (reversible reaction).

Dengan begitu, bila kentang yang dihubungkan dengan elektroda(tembaga dan seng) dan menghasilkan energi listrik, maka kentang juga bisa kita sebut sebagai batrai. Walaupun elektroda yang digunakan berbeda dengan baterai pada uumnya dan elektrolit yang brbeda pula.
kebutuhan akan energi semakin meningkat. Namun seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan energi tersebut tidak diimbangi dengan meningkatnya sumber energi. Sebagian besar sumber energi yang kita gunakan adalah berasal dari matahari dan fosil (minyak). Ironisnya sumber energi listrikpun dihasilkan dengan bantuan minyak bumi.
Sekarang sumber energi fosil sudah semakin menipis. Kita perlu memikirkan sumber energi lain. Disekolah-sekolah sudah mulai diajarkan bagaimana mencari sumber energi lain, salah satunya adalah menghasilkan energi listrik dari kentang.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh miniscien.com.Dengan data yang dilakukan oleh miniscien.com dengan uraian sebagai berikut.
Kentang mengandung banyak bahan kimia larut air yang dapat menyebabkan reaksi kimia dengan satu atau kedua elektroda kami. Jadi kita bisa mendapatkan listrik dari itu.
Bahan:
Untuk percobaan ini kami menggunakan
  • Kentang segar
  • Tembaga Elektroda
  • Seng Elektroda
  • Sebuah digital atau analog Multimeter untuk mengukur Tegangan atau Arus listrik yang dihasilkan.
·        Leads klip / Rujukan
Prosedur:
Kami memasukkan tembaga dan elektroda seng ke kentang, dekat tetapi tidak saling bersentuhan. Kami menggunakan Klip mengarah untuk menghubungkan elektroda kami ke Multimeter untuk mengukur tegangan antara dua elektroda atau saat melewati multimeter tersebut.Untuk percobaan ini kita menghilangkan kulit rusak baterai AA untuk elektroda seng kami menunjukkan. (Pastikan untuk Anda uji multimeter dengan yang Positif dan negatif menghubungkan kabel satu sama lain yang harus ada arus dan tegangan tidak ada).
Sebuah multimeter digital menunjukkan 1,2 volt antara elektroda, tetapi multimeter analog menunjukkan nilai yang jauh lebih kecil. Dengan kata lain meskipun tegangan antara elektrode adalah 1,2 Volt, kecepatan produksi listrik tidak cukup tinggi untuk multimeter analog untuk menunjukkan tegangan yang tepat. (Multimeter Analog mendapatkan daya dari kentang kami untuk menunjukkan tegangan, tapi Multimeter digital mendapatkan daya dari baterai internal dan tidak mengkonsumsi energi listrik yang dihasilkan oleh kentang kita, itulah sebabnya hal itu menunjukkan yang lebih besar dan lebih akurat nilai).

Kami mengulangi percobaan dengan beberapa buah lainnya dan semua yang dihasilkan hampir sama. Dalam semua kasus tegangan yang dihasilkan adalah antara 1 dan 1,5 volt, dan dalam semua kasus mereka tidak menghasilkan arus yang cukup untuk menyalakan lampu kecil.




2.3 Kerangka Berpikir
kentang
elektroda (seng dan tembaga)

LED

Kabel penghubung

Tusukkan elektroda

Hubungkan dengan kabel

Kabel dihubungkan dengan LED

Baterai yang dapat menghidupkan lampu LED
2.4 Hipotesis
      Kentang dapat menghasilkan arus listrik dan dapat diolah menjadi baterai. 



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat danWaktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung selama sepuluh minggu.kegiatan pertama dimulai pada minggu kedua bulan Maret 2010 dan berakhir pada minggu keempat bulan Mei 2010.waktu yang sepuluh minggu itu digunakan untuk untuk berbagai kegiatan yang berhubungan dengan penelitian. Jadwal penelitian terlampir.
Penelitian dilaksanakan di rumah peneliti. Karena alat-alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian tersedia di lingkungan rumah.

3.2 Teknik Penelitian
     3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data adalah dengan cara experimen. Dengan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:
Alat dan bahan:
1.      Kawat  tembaga , kawat tembaga yang digunakan pada penelitian ini adalah lempengan tembaga yang berukuran 10cmx3,5cm,dan berbentuk seperti persegi panjang
2.      Kawat seng , kawat seng yang digunakan adalah lempengan seng yang berbentuk persegi panjang dan ukarannya saa dengan kawat tembaga
3.      Lampu dioda (LED),LED yang digunakan sama seperti LED pada umumnya.
4.      Kabel penghubung(capit buaya),kabel yang digunakan,panjangnya kurang lebih 13 cm dan lebih baik jika dihubungkan dengan capit buaya.
5.      Multimeter


Cara Kerja:
1.      Iris kentang sampai 3 cm (sebelah kiri dan kanan)
2.      Tusukan kawat tembaga dan kawat  seng pada bagian yang telah di iris.
3.      Untuk menguji voltasenya,bias digunakan multieter
4.      Jika ingin menghidupkan satu buah lampu LED bisa digunakan 4-6 buah kentang dengan merangkai serinya. Karena arus listrik yang dihasilkan oleh satu buah kentang sangat lemah.
5.      Cara menghubungkan kabel dengan kawat tembaga dan seng jika ingin merangkai serinya yaitu: CU-ZN-CU-ZN-CU-ZN…danjapitkan capit buaya  pada kabel pada tembaga dan seng tersebut
6.      Dan hubungkan pada lampu LED.
Maka telah dihasilkan baterai kentang,hal ini membuktikan bahwa kentang dapat menghasilkan arus listrik dan bisa menjadi pengganti elektrolit, elemen ini disebut dengan elemen galvani.
     3.2.2     Instrumen (Alat Pengumpulan Data)
Instrument pengumpul data yang digunakan berupa table perekaman    hasil      experiment atau percobaan. Tabelnya adalah sebagai berikut:
                                   
no
Banyak kentang
Voltase
Reaksi
1.



2.



3.



4.



5.



6.



Table 3.1 pengumpulan data
  
  3.2.4 Teknik Analisis Data
Ada tiga langkah dilakukan dalam menganalisis data dalam penilitian ini. Ketiga langkah itu adalah (a) pengelompokkan data berdasarkan rumusan masalah ; (b) memasukkan data ke dalam tabel (tabulasi data) ; (c) menafsirkan data untuk digunakan sebagai bahan untuk menguji hipotesis.
Ada dua rumusan masalah yang diajukan. Masalah pertama memiliki satu buah pertanyaan penelitian berarti ada satu data. Data itu tentang arus listrik ada kentang. Rumusan masalah yang kedua , memiliki satu pertanyaan penelitian  yaitu tentang pengolahan kentang menjadi baterai.
Data-data yang telah diperoleh dimasukkan ke dalam tabel seperti terlihat pada tabel 3.1 pengumpulan data.
Berdasarkan hipotesis kentang dapat menghasilkan arus listrik dan dapat diolah menjadi baterai.




BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Variabel Penelitian        
Ada dua variable penelitian ini. Kedua variable itu adalah X dan Y. variable X adalah kentang dan variabel Y adalah baterai. Variable X berfungsi sebagai variable bebas. Artinya, X akan mengakibatkan perubahan pada Y yang disebut variable teriikat. Inti gabungan kedua variable itu adalah kentang yang  dapat menghasilkan arus listrik dan dapat diolah sehingga menghasilkan batería kentang. Jadi hubungannya adalah sebab-akibat.

Kentang diolah dengan cara yang sederhana dengan menggunakan elektroda, karena telah diketahi kentang merupakan salah satu pengganti elektrolit. Dengan menggunakan beberapa bahan dan beberapa prosedur. Maka akhir dari proses ini akan menghasilkan  sebuah baterai kentang . dengan pengujian arus listrik menggunakan multimeter dan LED.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian atau pengumpulan data dilakukan dengan cara percobaan atau experimen. Experimen dilakukan berkali-kali. Data dikumpulkan untuk enam experimen. Artinya. Kentang diolah sebanyak enam kali. Dengan waktu satu hari.
Hasil yang didapat digambarkan pada tabel berikut:








Hasil experimen komulatif

No
Banyak
kentang
voltase
Reaksi LED
2,5 volt
1
1 buah kentang
- 0,5 volt
Tidak hidup
2
2 buah kentang
- 1,0 volt
Tidak hidup
3
3 buah kentang
- 1,5 volt
Tidak hidup
4
4 buah kentang
- 2,0 volt
Hidup
5
5 buah kentang
- 2,5 volt
Hidup
6
6 buah kentang
+ 2,5 volt
Hidup
7
10 buah kentang
- 5,0 volt
Hidup (2 buah LED)
Tabel 4.1 hasil pengujian kentang


















4.3 Uji Hipotesis
Hipotesis yang diturunkan dari rumusan masalah bahwa kentang menhasilkan arus listrik dan dapat diolah menjadi kentang. Hipotesis tersebut telah teruji dengan data seperti yang tertera pada tabel 4.1. dan dengan data gambar sebagai berikut.
Pada satu sampai tiga buah kentang tidak dapat menghidupkan sebuah lampu LED. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.1 hasil pengujian pada satu buah kentang

Gambar 4.2 hasil pengujian terhadap tiga buah kentang
Dan pada empat buah kentang telah berhasil diuji dan dapat menghidupkan sebuah lampu LED. Dan gambar hasil percobaan ini dapat dilihat sebagai berikut.
Gambar 4.4 hasil pengujian pada empat buah kentang








Berikut hasil pengujian lima dan enam buah kentang.
Gambar 4.5 hasil pengujian terhadap enam buah kentang
Gambar 4.6 hasil pengujian terhadap lima buah kentang
Tertera pada tabel, bahwa sepuluh buah kentang dapat menghidupkan lampu sbesar 0,5 volt dan telah diuji dengan menggunakan dua buah lampu LED.
Berikut gambar hasil pada eksperimen ini.


















4.4 pembahasan hasil

Kentang (solanum tberosum l.) ternyata dapat menghasilkan arus listrik. Hal itu telah dibuktikan dengan eksperimen. Seperti yang tertera pada tabel 4.1 dan gambar yang telah ditampilkan. Telah teruji bahwa satu buah kentang dapat mengasilkan  arus listrik – 0,5 volt. Dan bila satu buah kentang dapat menghasilkan – 0,5 volt arus listrik. Bila dirangkai seri dengan menggunakan empat buah kentang, empat buah lempengan tembaga, empat buah lempengan seng, maka dapat menghidupkan satu buah lampu LED. Dan menghasilkan arus listrik – 2,0 volt. Dan voltase dari kentang tersebut dapat diuji dengan menggunakan multimeter. Apabila ingin mengidupkan 5,0 volt lampu, juga dapat dilakukan dengan merangkai seri kentang-kentang tersebut. Yang harus diingat adalh elektroda. Tanpa elektroda kentang tidak dapat menghidupkan lampu, walaupun kentang telah diketahui dapat menghasilkan arus listrik. arus listrik dapat dihantarkan melalui seng (katoda) dan tembaga (anoda). Baterai kentang ini dapat dimanfaatkan untuk menghidupkan lampu, bahkan apabila kita dapat merangkai seri kentang tersebut dengan menggunakan kentang yang banyak pula, maka baterai kentang tersebut juga dapat menghidupkan sebuah kalkulator. Tetapi, pada karya tulis ilmiah ini, peneliti hanya melakukan pengujian tersebut pada lampu LED. Meskipun baterai kentang ini dapat dimanfaatkan layaknya baterai biasa, tetapi baterai kentang memiliki kelemahan dibandingkan baterai biasa. Baterai kentang hanya bertahan paling lama satu hari, bila baterai kentang dibiarkan beberapa hari, maka kentang akan membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap. Dan apabila kentang telah dijadikan baterai, kentang tidak dapat lagi dikonsumsi. Karena kentang telah bereaksi  terhadap elektroda (seng dan tembaga) dan kandungan kentang tersebut telah menjadi racun. Selain itu, untuk merangkai seri kentang diperlukan kentang yang banyak, serta biaya yang besar pula. Tetapi, dengan adanya penelitian terhadap kentang ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat bahwa kentang (solanum tuberosum l.) tanaman darat yang kaya karbohidrat dapat menghasilkan arus listrik. Dan dapat diolah menjadi baterai. Dan baterai yang dihasilkan dapat dimanfaatkan layakna baterai biasa. Dan sangat bermanfaat digunakan bila suatu saat nanti baterai sudah menjadi barang yang langka.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Simpulan

Penelitin ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
(1)   Hipotesis yang diturunkan dari rumusan masalah adalah kentang dapat menghasilkan arus listrik dan dapat diolah menjadi baterai.
(2)   Hipotesis tersebut diuji berdasarkan data hasil penelitian. Untuk mengumpulkan data digunakan tabel pengumpulan data.
(3)   Hiposis telah teruji dengan data, teori yang telah tersedia
(4)   Hipotesis benar. Dan kentang memang benar dapat menghasilkan arus listrik dan dapat diolah menjadi baterai.


5.2 Saran
Pada akhir laporan penelitian ini disampaikan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti kentang agar bisa mengolah kentang sedemikian rupa dan pengujian bahwa kentang dapat menghasilkan arus listrik agar dapat dipublikasikan di tengah-tengah masyarakat dengan menampilkan pemanfaatannya. Dan peneliti selanjutnya dapat menjadikan baterai kentang populer dan lebih mengolah baterai kentang ini seefisien mungkin. Dan untuk pembaca agar penelitian ini bermanfaat dan  berguna dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kepada teman-teman sebaya agar juga bisa untuk memanfaatkan baterai kentang ini, dan dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta memberi tahu pengetahuan ini kepada teman-teman yang lain. Agar baterai kentang ini dapat dimanfaatkan.